-->

Resistor

Resistor

Di dalam kebanyakan rangkaian listrik, kita menyambung-nyambungkan berbagai komponen rangkaian dengan menggunakan kawat-kawat tembaga. Hal ini disebabkan karena tembaga adalah sebuah bahan konduktor listrik yang sangat baik. Tembaga memiliki tahanan listrik yang sangat rendah.


Akan tetapi, sejumlah sambungan pada rangkaian membutuhkan tahanan listrik yang lebih besar daripada yang dapat diberikan oleh kawat tembaga. Inilah alasan mengapa kita menggunakan resistor.

Foto disamping memperlihatkan sebuah resistor tetap  (fixed resistor) yang tipikal. Resistor-resistor jenis ini dijual pada suatu kisaran nilai tahanan tertentu, mulai dari kurang dari 1Ω hingga maksimum 10 M Ω.

Gambar disebelah memperlihatkan dua simbol yang berbeda, yang digunakan untuk merepresentasikan resistor-resistor didalam sebuah diagram rangkaian listrik. Kita menggunakan simbol berbentuk persegi (yang paling kiri). Simbol berbentuk garis zigzag sudah mulai jarang digunakan dewasa ini.



Nilai-nilai prefensi

Resistor-resistor ini dibuat dengan nilai-nilai tahanan tertentu (dalam satuan ohm):

1.0, 2.0, 1.2, 1.3, 1.5, 1.6, 1.8, 2.0, 2.2, 2.4, 2.7, 3.0, 3.3, 3.6, 3.9, 4.3, 4.7, 5.1, 5.6, 6.2, 6.8, 7.5, 8.2, 9.1

Setelah 24 nilai ini, urutan nilai yang sama akan diulangi dalam kelipatan-kelipatan puluhan:

10 11 12 13 ... hingga ... 82 91, kemudian 100 110 120 ... hingga ... 820 910, selanjutnya 1k 1,1k 1,2k ... hingga ... 8,2k 9,1k (‘k’ berarti kilohm) lalu 10k 11k 12k ... hingga ...820k 910k 1M. Rangkaian 24 nilai tahanan ini disebut sebagai seri E24.

Kode warna resistor










Membaca kode warni ini dari ujung resistor terdekat, kita dapat mengetahui bahwa warna-warna tersebut memiliki arti :
  • Cincin pertama : Digit pertama dari nilai tahanan
  • Cincin kedua    : Digit kedua dari nilai tahanan
  • Cincin ketiga    : Faktor pengali-sebuah nilai pemangkatan bilangan 10, atau banyaknya angka nol dibelakang kedua digit pertama.
Tabel dibawah memperlihatkan arti dari warna-warna pada badan resistor.

Contoh 1

Warna cincin-cincin pada badan resistor adalah kuning, ungu dan merah.

Kuning berarti ‘4’, Ungu berarti ‘7’, Merah berarti ‘2’

Tuliskan ‘4’, kemudian ‘7’ selanjutnya ikuti kedua angka ini dengan dua buah angka nol. Hasil yang didapatkan adalah :

4700 Ω Umumnya, kita menuliskan nilai ini sebagai : 4,7 k Ω

Contoh 2

Cincin-cincin pada badan resistor memiliki warna-warna putih, cokelat, dan kuning.

Putih berarti ‘9’, Cokelat berarti ‘1’, Kuning berarti ‘4’

Tuliskan ‘9’, kemudian ‘1’, selanjutnya ikuti kedua angka ini dengan empat buah angka nol. Hasil yang didapatkan adalah :

910,000 Ω atau 910 k Ω

Terdapat pula sebuah sistem pengkodean yang serupa, yang menggunakan empat buah cincin, untuk mengindikasikan nilai-nilai tahanan pada resistor-resistor presisi-tinggi.

Protoboard

Sebuah protoboard (atau breadboard) memungkinkan kita menyusun sebuah rangkaian listrik dengan mudah dan cepat. Protoboard adalah sebidang papan plastik berbentuk persegi yang memiliki baris-baris lubang-tancap. Lubang-lubang yang ada pada tiap-tiap baris saling tersambung secara elektris satu sama lainnya, sebagaimana diperlihatkan pada foto dibawah ini.

Apabila anda menancapkan dua buah komponen rangkaian atau lebih ke lubang-lubang pada satu baris yang sama, arus dapat mengalir dari satu komponen ke komponen lainnya.

Tahanan listrik pada sebuah meteran analog

Skala ini untuk tahanan listrik pada sebuah meteran analog dibaca dari kanan ke kiri dan tidak bersifat linear. Hal ini berarti bahwa, semakin mendekati ujung tertinggi (kiri) skala, titik-titik nilai menjadi semakin banyak dan saling berdekatan.

Nilai pengukuran yang terbaca pada foto disebelah ini (pada skala bagian atas 72 Ω). Ketika menggunakan sebuah meteran analog, anda selalu harus terlebih dahulu menyesuaikan pembacaan titik nol. Untuk melakukan hal ini, sentuhkan kedua probe ke satu sama lainnya. Kemudian, aturlah kenop atau sekrup-putar bertanda ‘Pengaturan Ohm91’  (‘Ohms Adjus’) hingga jarum penunjuk berada pada posisi berimpitan dengan titik nol (pada ujung kanan skala).


Resistor variabel

Apabila kita ingin dapat mengubah-ubah nilai tahanan pada salah satu bagian rangkaian listrik, kita membutuhkan sebuah resistor variabel. salah satu jenis resistor variabel adalah potensiometer. Jenis ini seringkali digunakan untuk mengaplikasikan aplikasi pengaturan volume suara pada perangkat-perangkat audio. Potensiometer seringkali disebut sebagai ‘pot’ saja,

Foto disamping memperlihatkan sebuah potensiometer geser, yang memiliki sebuah pita film, disebut sebagai ‘jalur’ (track), yang terbuat dari karbon. Pada jenis-jenis potensiometer yang lebih tahan lama dan akurat, jalur ini terbuat dari bahan keramik yang bersifat konduktif. Ujung-ujung jalur terhubung ke dua buah terminal potensiometer.

Terminal ketiga dari komponen ini disambungkan ke apa yang disebut sebagai wiper. Wiper adalah sebuah strip (lempengan kecil dan tipis) logam bersifat lentur, yang menempel dan menekan kuat jalur karbon untuk membentuk suatu hubungan listrik. Wiper terpasang pada sebuah kenop geser, yang digunakan untuk memindah-mindahkan posisi wiper disepanjang jalur karbon. Dengan berpindahnya wiper pada jalur karbon, jarak antara salah satu ujung jalur (misalnya, ujung A) dengan posisi wiper (W) mengalami perubahan. Perubahan jarak ini berdampak pada berubahnya nilai tahanan listrik antara A dan W. 

Tahanan listrik potensiometer dapat memiliki nilai antara nol hingga nilai penuh yang diberikan seleuruh jalur karbon. Pot-pot geser seringkali digunakan pada perangkat-perangkat audio untuk mengatur tanggapan frekuensi. Bentuk pot geser yang paling umum dijumpai adalah potensiometer (pot) putar. Pot putar memiliki jalur karbon yang berbentuk melingkar, dimana wiper akan bergeser seiring dengan putarnya tangkai (shaft) pot. Pada umumnya, jalur karbon pot putar memiliki kelengkungan sudut sebesar 270°. Pot-pot putar banyak digunakan untuk aplikasi pengaturan volume suara pada perangkat-perangkat audio dan juga untuk mengontrol tingkat terang-gelap (atau kecerahan atau brightness) lampu, kecepatan putaran motor , dan berbagai penerapan lainnya. Sebuah kenop dapat dipasangkan pada tangkai putar pot untuk memudahkan pengunaan.


Terkadang, ketika kita mulai menyusun sebuah rangkaian listrik, kita ingin menyesuaikan sebuah nilai tahanan agar benar-benar cocol dengan kebutuhan. Dengan cara menetapkan nilai tahanan sejak awal seperti ini (disebut juga sebagai tindakan pre-setting atau trimming), di kemudian waktu kita tidak lagi perlu mengubah-ubah tahanan listrik pada rangkaian. 


Untuk tujuan ini, kita menggunakan sebuah pot putar yang berukuran lebih kecil, yang dikenal sebagai pot preset atau juga trimmer atau trimpot, yang nilai tahanannya dapat diubah-ubah dengan menggunakan sebuah obeng. Simbol-simbol khusus digunakan untuk potensiometer (kiri) dan untuk pot preset (kanan). Versi garis zig-zig juga umum digunakan.

Tips perancangan :

Pot harus digunakan secara berhati-hati. Apabila posisi wiper telah berada didekat salah satu ujung jalur, nilai tahanan antara wiper dengan ujung terdekat menjadi sangat kecil Sebagai akibatnya, arus listrik yang melewati bagian jalur itu menjadi terlalu besar dan dapat menghanguskan jalur karbon. Apabila memungkinkan, pasanglah sebuah resistor tetap berukuran kecil secara seri terhadap wiper atau jalur karbon karbon, guna membatasi arus listrik agar tetap berada pada taraf aman.

Rating daya

Banyak resitor tetap yang dirancang untuk menghantarkan listrik pada rating daya yang tidak lebih dari seperempat watt (250mW). Daya maksimum ini tidak boleh dilampui.

Contoh 1

Arus yang mengalir  melalui sebuah resistor 250mW adalah 10 mA dan tegangan yang bekerja pada ujung-ujungnya adalah 5V. Daya resistor, oleh karenanya, adalah 0,01x5 = 0,05 W = 50 mW. Karena memiliki rating 250 mW, resistor ini dapat bekerja dengan aman pada daya 50 mW. Resitor ini hanya akan menjadi sedikit panas akibat arus yang mengalir melewatinya.

Beberapa resistor dibuat dengan rating daya yang lebih tinggi/besar, seperti misalnya 0,5 A; 1 A; 5 A. Beberapa diantaranya bahkan mampu bekerja dengan daya hingga beberapa ratus watt. Rating ini lebih besar dibandingkan dengan yang dipakai untuk resistor-resistor daya rendah pada umumnya. Resistor-resistor dengan rating setinggi ini biasanya terdiri dari sebuah kumparan kawat tipis yang dililitkan pada sebuah inti keramik.

Pot-pot tipikal dirancang untuk bekerja pada rating daya maksimum sebesar 0,2 W hingga 0,5 W. Pot-pot dengan rating yang lebih tinggi, hingga 3 W, biasanya terdiri dari sebuah kumparan kawat yang dililitkan pada sebuah inti keramik.

Toleransi

Pada umumnya badan resistor terdapat cincin warna keempat, yang ditempatkan pada ujung yang berlawanan dengan ketiga cincin lainnya. Cincin warna ini menjadikan toleransi atau tingkat kepresisian resistor. Cincin ini memberitahukan pada kita, seberapa jauh nilai tahanan aktual resistor akan menyimpang (atau berbeda) dari nilai tahanan nominal yang dinyatakan oleh kode warna resistor.

Contoh 1

Sebuah resistor 470 Ω memiliki sebuah cincin toleransi berwarna emas. Hal ini berarti bahwa toleransi resistor adalah ±5%. Dengan menghitung 5% dari 470 Ω, kita mendapatkan nilai 470 x 5/100 = 23,5 Ω. Dengan demikian, nilai tahanan aktual resistor dapat berubah-ubah antara :

470 – 23,5 = 466,5 Ω

hingga 470 + 23,5 = 493,5 Ω

contoh 2

Sebuah resistor 22 kW tidak memiliki cincin toleransi pada badannya. Tingkat kepresisian resistor ini, oleh karenanya, adalah ±20%. Menghitung 20% dari 220 kΩ, kita mendapatkan nilai 220 x 20/100 = 44 kΩ.

Nilai tahanan aktual resistor dapat berubah-ubah antara :

220 – 44 = 176 kΩ

hingga 220 + 44 = 264 kΩ

Alasan penggunaan seri E24

Akan menghabiskan biaya yang sangat besar kita harus membuat dan menyediakan semua nilai tahanan yang mungkin ada bagi resistor, mulai 1 W hingga 1 mW. Demikian pula, karena toleransi sebesar 5% dirasakan cukup untuk penerapan pada kebanyakan rangkaian listrik, nilai-nilai tahanan yang ada pada seri E24 telah dianggap memadai untuk mencakup semua nilai tahanan yang digunakan dalam aplikasi sesungguhnya. Sebagai contoh, perhatikan empat nilai tahanan nominal berikut ini :

Kisaran tiap-tiap nilai diatas sedikit berimpit dengan kisaran nilai terdekat sesudah dan sebelumnya. Pada toleransi 5%, membuat resistor-resistor dengan nilai diantara nilai-nilai E24 ini sama sekali tidak ada gunanya.

Rangkaian resistor

Apabila dua buah resistor atau lebih disambungkan satu sama lainnya, terbentuklah sebuah rangkaian resistor. Topik ini akan mengupas beberapa jenis rangkaian resistor yang umum dijumpai, dengan berbagai karakteristiknya.

Resistor-resistor dalam hubungan seri

Apabila dua buah resistor atau lebih disambungkan pada ujung-ujungnya sehingga arus listrik mengalir melewati masing-masing resistor secara bergiliran, maka resistor-resistor ini dikatakan terhubung secara seri. Bandingkanlah hal ini dengan sel-sel listrik yang dihubungkan secara seri. Kita dapat menentukan nilai tahanan efektif resistor-resistor seri dengan menjumlahkan nilai-nilai tahanan dari semua resistor tersebut.

Contoh

Untuk tiga buah resistor yang dirangkaikan secara seri pada gambar diatas, tahanan efektifnya adalah 380 + 68 + 270 = 668Ω. Untuk memastikan kebenaran perhitungan ini, perhatikan bahwa tahanan efektif selalu lebih besar dari nilai tahanan masing-masing resistor secara terpisah.

Aturan-aturan arus

Tiga kawat atau lebih didalam sebuah rangkaian listrik bertemu pada satu titik. Muatan-muatan listrik tidak mungkin berkumpul dan menumpuk menjadi semakin besar pada titik persambungan ini. Muatan-muatan listrik yang tidak mungkin hilang dan menjadi semakin kecil pada titik persambungan ini. Dengan demikian :

Arus listrik total yang datang ke sebuah titik persambungan adalah sama dengan arus listrik total yang meninggalkan titik persambungan tersebut.

Contoh

Arus listrik total yang datang ke titik persambungan adalah 2,1 + 2,4 = 4,5 A. Arus listrik total yang meninggalkan titik persambungan adalah 1,5 + 3,0 = 4,5 A.

Didalam sebuah rangkaian seri (rangkaian dimana semua komponennya terhubung secara seri), tidak terdapat satu titik pun dimana muatan dapat masuk atau meninggalkan rangkaian. Dengan demikian :

Besarnya arus listrik sama disetiap titik pada sebuah rangkaian seri.

Contoh

Sel listrik dan ketiga resistor pada diagram rangkaian disebelah terhubung secara seri. Arus listrik dengan nilai yang sama (= i amp ) mengalir di semua bagian rangkaian.

Aturan-aturan tegangan

Apabila kita bergerak disepanjang rangkaian listrik dengan mengikuti arah aliran arus, kita akan mengetahui bahwa terdapat sebuah jatuh tegangan pada tiap-tiap resistor. Sebaliknya, terdapat sebuah kenaikan tegangan pada tiap-tiap sel listrik yang ada di dalam rangkaian. Besarnya jatuh tegangan pada masing-masing resistor ditentukan oleh Hukum Ohm. Aturan tegangan yang berlaku adalah :

Jumlah jatuh tegangan dari semua resistor yang ada didalam sebuah rangkaian seri sama dengan jumlah kenaikan tegangan pada sel-sel listrik didalam rangkaian.

contoh

Nilai jatuh tegangan pada masing-masing resistor dalam diagram rangkaian disebelah ini, masing-masing, adalah V1,  V2 dan V3 , Jumlah ketiga jatuh tegangan ini sama dengan kenaikan tegangan Vt  pada sel listrik.

·         


   Diagram dibawah ini memperlihatkan sebuah rangkaian listrik, dimana resistor-resistor terhubung secara paralel.


Satu kaki dari masing-masing resistor disambungkan ke terminal positif sel listrik. Kaki lainnya dari tiap-tiap resistor disambungkan ke terminal negatif sel. Hal ini berarti bahwa :

Didalam sebuah rangkaian paralel, terdapat jatuh tegangan yang sama besarnya pada tiap-tiap komponen.

Rangkaian pembagi tegangan

Rangkaian semacam ini disebut juga sebagai rangkaian pembagi potensial (potential divider). Input ke sebuah rangkaian pembagi tegangan adalah tegangan Vin. Tegangan ini menggerakkan arus i untuk mengalir melewati kedua resistor. Karena kedua resistor terhubung secara seri , arus yang sama besarnya mengalir melewati tiap-tiap resistor (aturan arus kedua).


Tahanan efektif dari kedua resistor seri ini adalah R1 + R2. Jatuh tegangan pada gabungan kedua resistor ini adalah  Vin,  Menurut hukum ohm, arus yang mengalir adalah :


Dengan sekali lagi menggunakan hukum ohm, tegangan pada resistor R2 adalah :


Mensubtitusikan i dengan persamaan pertama menghasilkan :

 

Persamaan ini adalah persamaan untuk menghitung tegangan output yang dihasilkan oleh sebuah rangkaian pembagi tegangan. Dengan memilih dua buah resistor dengan nilai tahanan yang sesuai, kita dapat memperoleh nilai tegangan output manapun didalam kisaran 0V hingga Vin.

Contoh

Pada sebuah rangkaian pembagi tegangan, Vin  = 6V, R1 = 220 Ω dan R2 = 390 Ω. Hitunglah Vout yang dihasilkan .


Resistor-resistor dalam hubungan pararel

Tahanan efektif dari dua buah resistor atau lebih yang terhubung secara pararel, dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Banyaknya kuantitas pada sisi sebelah kanan persamaan sama dengan banyaknya resistor yang disambungkan secara pararel.

Contoh

Tahanan efektif dari rangkaian di sebelah ini dapat ditentukan dengan menghitung:

 

Perhatikan: Tahanan efektif dari sebuah rangkaian pararel selalu lebih kecil daripada nilai tahanan terkecil yang ada di dalam rangkaian.

Rangkaian campuran

Di dalam sebuah rangkaian campuran sebagian di antara resistor-resistor yang ada didalamnya terhubung secara seri sedangkan bagian lainnya terhubung secara pararel. Carilah kelompok-kelompok tahanan didalam rangkaian tersebut, yang semuanya terhubung secara seri atau yang semuanya terhubung secara pararel. Gambarkan kembali rangkaian itu, dengan menggantikan tiap-tiap kelompok resistor dengan sebuah tahanan ekivalen. Secara bertahap, sederhanakanlah rangkaian tersebut hingga menghasilkan sebuah tahanan akhir tunggal.

Contoh 1.

Pada gambar sebelah, tahanan-tahanan 56Ω dan 33Ω yang terhubung secara pararel dapat digantikan dengan sebuah tahanan ekivalen sebesar 20,8Ω. Penyederhanaan ini menghasilkan dua buah tahanan yang terhubung secara seri. Gantikan kedua tahanan ini dengan sebuah tahanan ekivalen berikutnya 67,8Ω.

Contoh 2.

Terdapat dua kelompok resistor yang terhubung secara seri. Sederhanakanlah kedua kelompok tersebut menjadi dua tahanan ekivalen sebesar 550Ω dan 473Ω. Kedua tahanan ekivalen ini terhubung secara pararel antara satu sama lainnya, sehingga dapat digantikan dengan tahanan ekivalen berikutnya sebesar 254Ω.

 



Kode cetak resistor

Kode ini terkadang digunakan untuk menggantikan kode warna resistor. Kode semacam ini disebut juga sebagai kode BS1852. Kode ini menggunakan salah satu diantara ketiga huruf dibawah ini untuk mengindikasikan satuan titik decimal dari nilai tahanan. Ketiga huruf tersebut adalah:

 

Contoh



Sebuah huruf kedua ditambahkan di akhir kode untuk mengindikasikan toleransi:



Contoh

9K1J mengindikasikan sebuah resistor bernilai tahanan 9,1 kΩ dengan toleransi ±5%.

12KK mengindikasikan sebuah resistor bernilai tahanan 12kΩ dengan toleransi ±10%

Multiturn trimmer

Komponen ini digunakan ketika kita perlu menyesuaikan tahanan resistor variabel dengan kepresisian yang tinggi. Wiper digeser dengan menggunakan sebuah mekanisme sekrup. Untuk menggeser wiper dari ujung-ke-ujung pada jalur karbon, kita harus memutar sekrup beberapa kali.

‘kepala’ sekrup dapat dilihat berada pada sisi trimmer dalam foto diatas. Kita harus memutar sekrup sebanyak 10 kali untuk menggeser wiper dari satu ujung jalur ke ujung lainnya. Trimmer-trimmer yang akurat bahkan membutuhkan 18 hingga 25 putaran.




Kita mulai dengan membahas apa yang akan terjadi apabila kita menggunakan nilai-nilai tegangan listrik yang berbeda untuk mengalirkan arus melalui sebuah konduktor. Kita akan menggunakan sebuah bahan konduktor yang buruk, semisal karbon, sehingga arus yang mengalir tidak akan terlalu besar untuk dapat diukur dengan sebuah multimeter biasa.

Hukum Ohm

Hasil dari pengkajian diatas memperlihatkan bahwa :

Arus yang mengalir melewati batang karbon sebanding dengan beda tegangan antara ujung-ujung batang karbon

Hal ini pertama kali diketahui, dengan menggunakan sepotong kawat, oleh Gregor Ohm, sehingga fakta ini disebut sebagai Hukum Ohm. Hukum ohm berlaku terhadap semua konduktor. Kita dapat menuangkannya ke dalam persamaan :

Anda mungkin dapat memperhatikan didalam kelas anda bahwa orang-orang yang berbeda, ketika menggunakan batangan-batangan karbon yang berbeda, memperoleh hasil perhitungan (konstanta) yang juga berbeda. Nilai konstanta yang didapatkan merupakan karakteristik yang spesifik dan unik dari batang karbon yang digunakan. Kita menyebut nilai konstanta ini sebagai tahanan listrik atau resistansi batang karbon. Sekarang kita dapat menuliskan persamaan diatas  sebagaimana berikut ini :

Satuan tahanan listrik

Apabila tegangan listrik dinyatakan dalam satuan volt dan arus listrik dalam amp, maka satuan untuk tahanan listrik adalah Ohm, dengan simbol . Simbol ini adalah huruf latin kapital omega.

Satuan-satuan yang lebih besar untuk tahanan adalah kilohm (k) dan megaohm (M)

1 kΩ = 1000 Ω

1MΩ = 1000 kΩ

Persamaan-persamaan Hukum Ohm

Persamaan yang diberikan dihalaman sebelah dapat dituliskan dalam tiga bentuk  

                                                          Tahanan = Tegangan / Arus 

                                                         Arus = Tegangan / Tahanan

                                                         tegangan  = arus x tahanan

Apabila kita mengetahui dua diantara ketiga besaran diatas, kita dapat menghitung besaran ketiga. Ketiga persamaan ini adalah yang paling sering muncul didalam elektronika sehingga anda harus sering mengingatnya. Cara termudah untuk melakukan hal tersebut adalah dengan menghafalkan diagram berikut :

untuk menggunakan diagram ini, tutuplah besaran yang hendak anda cari. Diagram akan memperlihatkan dua besaran yang anda ketahui nilainya, dengan susunan sebagaimana terlihat didalam persamaan.

Contoh

Untuk menghitung arus listrik :


Arus sama dengan ‘tegangan diatas tahanan’.  Cobalah lakukan hal ini untuk menentukan kedua besaran lainnya.



Simbol-simbol untuk ketiga besaran

Anda telah mengetahui simbol-simbol untuk satuan-satuan besaran listrik, seperti misalnya A, V, dan W. Akan sangat membantu kiranya kita juga mengetahui simbol-simbol untuk besaran-besaran listrik itu sendiri. Hal ini memungkinkan kita menuliskan persamaan-persamaan dengan lebih cepat dan lebih sederhana. Simbol-simbol untuk besaran-besaran listrik adalah :

I untuk besaran arus listrik

V untuk besaran tegangan listrik

R untuk besaran tahanan listrik

Simbol-simbol untuk besaran-besaran listrik dituliskan dalam bentuk huruf-huruf cetak miring (italic). Dengan menggunakan simbol-simbol ini sebagai pengganti kata-kata, ketiga persamaan Hukum Ohm dapat dituliskan sebagai :

R=V/I

I=V/R

V=IR

Mengukur Tahanan Listrik (Resistor)

Pembahasan ini mengupas cara lain untuk mengukur tahanan listrik. Metode ini menggunakan dua buah perangkat meteran yang terpisah, yaitu sebuah ammeter untuk mengukur arus (I) dan sebuah voltmeter untuk mengukur tegangan (V).

R adalah tahanan yang hendak diukur. Ammeter mengukur arus yang mengalir melewati R. Voltmeter mengukur tegangan pada R. Nilai-nilai yang dituliskan dekat tiap tiap meteran dalam diagram diatas adalah simpangan skala penuh dari meteran yang bersangkutan. Kedua nilai ini adalah nilai arus maksimum dan nilai tegangan maksimum yang dapat diukur oleh meteran yang bersangkutan.

Catu V+ dapat berubah-ubah hingga maksimum 10V. Gunakan sebuah PSU atau sambungan beberapa sel listrik yang berbeda untuk mendapatkan tegangan yang bervariasi ini. Cobalah 4 atau 5 nilai tegangan yang berbeda. Ukurlah I dan V untuk masing-masing nilai tegangan dan hitunglah R=VI.

Akan muncul sedikit galat (error) dalam percobaan ini. Sebagian arus yang melewati ammeter terpecah dan mengalir ke arah voltmeter, namun tidak melewati R. Dengan demikian, pembacaan arus listrik yang diperlihatkan ammeter adalah terlalu besar, Akan tetapi, voltmeter hanya menarik arus relative sangat kecil dibandingkan dengan arus yang melewati R, sehingga galat ini juga relative kecil.


Sekian artikel tentang Resistor, Silahkan baca artikel kami lainnya di peralatanelektromedik.com terima kasih sobat elektromedis yang sudah membaca artikel kami semoga bermanfaat.
LihatTutupKomentar