Sebuah dioda dibuat dari silikon. Silikon adalah bahan yang tidak bersifat sebagai penghantar (konduktor) namun tidak pula sebagai penyekat (isolator). Silikon adalah bahan semikonduktor. Hal ini berarti bahwa sifat-sifat silikon berbeda dengan bahan-bahan konduktor biasa, seperti misalnya tembaga. Sejumlah kecil zat dicampurkan kedalam silikon untuk memberikan sifat-sifat khusus dioda ke bahan ini. Didalam topik ini kita akan mencoba mengetahui sifat-sifat tersebut. Dioda dikemas didalam sebuah kapsul kecil yang terbuat dari kaca atau plastik. Kemasan ini memiliki dua kawat terminal. Yang satu disebut Anoda, sedangkan yang lainnya disebut dengan Katoda.
Biasanya terdapat sebuah cincin dibadan dioda yang mengindikasikan teminal mana yang merupakan katoda.
Konduksi melalui sebuah dioda
Dioda memiliki cara kerja yaitu bahwa sebuah dioda menghantarkan arus listrik
hanya ke satu arah. dan konduksi terjadi dari anoda ke katoda.
Sebagaimana yang akan kita ketahui nanti,
sifat-sifat ini sangatlah bermanfaat.
Ketika sebuah dioda disambungkan sebagaimana pada gambar disamping, dimana kaki
anodanya disambungkan ke kutub positif baterai, kita mengatakan bahwa dioda
diberikan bias maju. Sebuah dioda
hanya akan menghantarkan arus listrik apabila diberi bias maju. Ketika sebuah
dioda disambungkan dengan polaritas yang sebaliknya, dimana kaki katodanya
disambungkan ke kutub positif, kita akan mengatakan bahwa dioda diberikan bias mundur. Sebuah dioda tidak akan
menghantarkan arus listrik apabila diberi bias mundur.
Jatuh
tegangan
Pada sebuah rangkaian pembagi tegangan,
tegangan output yang dihasilkan sebanding dengan (dan hanya sebagian dari)
tegangan input yang diberikan. Nilai tahanan kedua resistor didalam rangkaian
menentukan nilai perbandingan itu. Kita akan melihat apa yang terjadi apabila
salah satu resistor digantikan dengan sebuah dioda. Dioda disambungkan secara
bias maju sehingga arus dapat mengalir melewatinya.
Hasil dari percobaan ini memperlihatkan
bahwa sebuah dioda tidak berfungsi sebagaimana layaknya sebuah resistor. Hukum
Ohm tidak berlaku pada piranti dioda. Tegangan output (yaitu, tegangan pada
dioda) hanya sedikit berubah ketika tegangan input diubah-ubah. Tegangan pada dioda
bertahan relatif tetap, pada level yang sangat mendekati 0,7 V. Kita dapat
merangkumkan hasil dari percobaan diatas dengan mengatakan bahwa :
Sebuah
dioda yang diberi bias maju memiliki jatuh tegangan sekitar 0,7. Jatuh
tegangan ini disebut sebagai jatuh
tegangan maju.
Pengujian
dioda
Peralatan :
- Sejumlah dioda dengan jenis yang berbeda-beda.
- Sebuah multimeter yang memiliki fungsi pengujian dioda.
Langkah :
- Atrulah kenop pemilih pada multimeter untuk memilih fungsi pengujian dioda.
- Sentuhkan kedua probe uji multimeter ke dioda, dengan probe negatif (hitam) disambungkan ke katoda dan probe positif (merah) ke anoda.
- Dengan sebuah dioda yang masih baik, pembacaan pengukuran adalah 0,7V (700 mV). Dioda-dioda yang berbeda akan memberikan hasil yang sedikit berbeda, sehingga pembacaan yang diperlihatkan dapat berkisar antara 400mV hingga 900 mV. Nilai-nilai pengukuran yang berada dilaur kisaran ini mengindikasikan bahwa dioda yang bersangkutan rusak.
- Baliklah polaritas sambungan dioda. Pembacaan yang dihasilkan haruslah setera dengan nilai ‘nol’ (tergantung pada meteran yang digunakan), yang mengindikasikan bahwa dioda tidak menghantarkan arus listrik ketika diberi bias mundur.
Dioda penyearah
Salah
satu penggunaan terpenting dioda didasarkan pada kemampuan dioda untuk
menghantarkan arus hanya ke satu arah. Perhatikan apa yang terjadi pada
rangkaian dibawah ini:
arus listrik diberikan ke rangkaian adalah arus bolak-balik yang dihasilkan oleh transformator. Pada diagram dibawah, sebuah papan disambungkan ke rangkaian diatas. Diagram memperlihatkan jalur yang dilalui arus AC selama setengah-siklus positifnya. Dioda diberi bias maju sehingga dapat menghantarkan arus. Arus mengalir melewati dioda ke beban dan kembali menuju trafo melewati jalur 0 V.
Dioda, tidak menghantarkan arus listrik selama setengah-siklus
negatif AC sebagimana diperlihatkan dibawah ini:
Bentuk gelombang arus yang melewati beban di-plot pada gambar disamping. meskipun terlihat naik-turun (berbentuk seperti pulsa), tegangan tetap bernilai positif. tegangan semacam ini setara dengan tegangan DC.
Dengan membandingkan grafik tegangan input AC dengan tegangan output DC kita dapat mengetahui bahwa:
Tidak terdapat output selama setengah-siklus negatif. Setengah dari daya input terbuang secar sia-sia.
Amplitudo output lebih kecil dibandingkan dengan amplitudo input. Hal ini disebabkan oleh timbulnya jatuh tegangan maju pada dioda.
Sebuah rangkaian yang mampu mengkonversikan tegangan AC menjadi tegangan DC disebut rangkaian penyearah (rectifier). Karena rangkaian penyearah yang kita bahas disini hanya menghasilkan arus output dari setengah-siklus positif input, kita menyebutnya sebagai rangkaian penyearah setengah gelombang.
Rangkaian setengah penyearah gelombang
Rangkaian dibawah ini menyearahkan tegangan AC dengan menggunakan sebuah jembatan (bridge) yang terdiri dari 4 buah dioda:
Kesimpulan yang dapat kita peroleh adalah
bahwa arus terus mengalir melewati beban, pada
arah yang sama sebagaimana sebelumnya. Grafik-grafik tegangan input dan
tegangan output adalah sebagai berikut :
Bentuk dan ukuran
LED digunakan sebagai lampu-lampu indikator, misalnya, untuk mengindikasikan bahwa daya listrik ke sebuah perangkat berada dalam keadaan tersambung. LED juga digunakan untuk tampilan-tampilan informatif dan dekoratif. LED dibuat dalam beragam bentuk, beberapa diantaranya bulat, persegi dan segitiga. Susunan beberapa buah LED digunakan untuk membentuk sebuah display (tampilan). Bentuk susunan yang paling umum adalah tampilan tujuh-segmen, yang digunakan untuk menampilkan angka-angka dan huruf-huruf secara digital.
Satu atau beberapa baris susunan semacam ini dapat digunakan untuk menampilkan sebuah pesan lengkap. LED dibuat dengan beberapa macam tertentu. LED terkecil memiliki ukuran diameter sekitar 1 mm, digunakan sebagai lampu-lampu indikator pada panel-panel dengan ruang yang relatif sempit. Sebaliknya, LED-LED terbesar (jumbo) memiliki diameter 10 mm dan digunakan dalam aplikasi-aplikasi yang membutuhkan lampu-lampu peringatan yang harus mudah terlihat.
LED sangat ideal untuk digunakan sebagai lampu indikator karena hanya
membutuhkan arus listrik yang relatif rendah dibandingkan dengan lampu-lampu
filamen. Hal ini menjadikan LED sangat cocok digunakan pada perangkat-perangkat
yang digerakkan oleh baterai, dimana penggunaan lampu filamen akan segera
menghabiskan daya yang tersedia. Juga terdapat fakta bahwa lampu-lampu filamen
memiliki usia pemakaian yang terbatas. Cepat atau lambat, kawat filamen didalam
lampu akan terbakar. Disisi lain, LED dapat bertahan untuk tetap digunakan,
praktis, selamanya.
Bias mundur
Sebuah
LED hanya mampu bertahan terhadap tegangan bias mundur sebesar beberapa volt.
Sebagian besar LED dapat menerima bias mundur hingga 5V, namun biasanya tidak
lebih. Hal ini sangat berbeda dengan kasus dioda pada umumnya, yang dapat
bertahan terhadap bias mundur hingga beberapa ratus volt. Karena
rangkaian-rangkaian yang melibatkan LED-LED seringkali memiliki tegangan sumber
sebesar 6V atau lebih, maka kita perlu memastikan bahwa LED disambungkan dengan
polaritas yang benar didalam rangkaian.
LED-LED Dua Warna
LED-LED yang dapat berubah warna sangat berguna untuk untuk sejumlah aplikasi tertentu. Sebagai contoh, LED dapat digunakan untuk mengindikasikan ‘semua sistem berjalan baik’ ketika warnanya hijau mengindikasikan kondisi ‘kegagalan sistem’ ketika warnanya merah. Pada sebuah kamera digital, kita dapat menjumpai sebuah lampu indikator ‘rekam/putar’ yang akan menyala merah ketika kamera sedang merekam sesuatu dan menyala hijau ketika sedang memutar suatu rekaman. LED-LED yang dapat menampilkan dua buah warna disebut sebagai LED dua warna (bicolour). Sebuah LED dua warna terdiri dari dua buah LED yang terpisah dengan warna yang berbeda, ditempatkan didalam satu kemasan yang sama. Terdapat dua jenis sambungan yang dapat digunakan untuk menggabungkan kedua LED ini.
Pada tipe yang menggunakan tiga buah kaki terminal, kedua LED memiliki sebuah kaki katoda bersama. Tegangan positif yang diberikan ke salah satu diantara kedua kaki terminal lainnya digunakan untuk menyalakan LED yang bersangkutan.
Pada tipe dua kaki terminal, terminal anoda
LED yang satu disambungkan ke terminal katoda LED lainnya. LED mana yang akan
menyala ditentukan oleh terminal mana yang akan diberikan tegangan positif.
Dengan mensaklarkan sambungan daya, kita dapat menyalakan LED merah dan LED
hijau secara bergantian. Apabila hal ini dapat dilakukan dengan kecepatan yang
tinggi, LED akan terlihat memancarkan cahaya kuning.
Dioda zener
Apabila sebuah dioda Zener diberikan bias mundur dengan tegangan kecil, dioda ini akan bereaksi sebagaimana layaknya sebuah dioda biasa. Dalam hal ini, dioda Zener tidak akan menghantarkan arus listrik. Apabila sebuah dioda Zener diberi bias mundur dengan tegangan yang lebih besar dari suatu nilai tertentu, yang disebut dengan tegangan Zener, dioda dengan mudah menghantarkan arus listrik. Tegangan Zener dari sebuah dioda Zener ditetapkan pada saat dioda dibuat. Tegangan ini umumnya berada dalam kisaran 2,7 V hingga 20 V, dengan toleransi sebesar ±5%. Dioda-dioda Zener digunakan untuk mengatur tegangan output yang dihasilkan oleh sebuah catu daya. Rangkaian pada gambar disebelah kanan memiliki bagian penyearah yang sekaligus digunakan untuk meratakan output DC yang dihasilkan, diikuti oleh bagian stabilisator tegangan (voltage stabiliser) yang terdiri dari sebuah dioda Zener yang sama besarnya dengan tegangan output yang diinginkan.
Tegangan output yang dihasilkan oleh bagian penyearah beberapa volt
lebih besar dari tegangan Zener. Selisih antara kedua tegangan ini adalah
besarnya jatuh tegangan pada resistor. Tahanan resistor dipilih demikian rupa
sehingga ketika beban menarik arus maksimum, arus sebesar 5 mA mengalir
melewati dioda Zener menuju jalur 0 V. Tegangan output adalah sama dengan tegangan
Zener. Apabila beban menarik arus yang kurang dari level maksimumnya, atau sama
sekali tidak menarik arus, kelebihan arus ini akan mengalir melewati dioda
Zener menuju tanah. Dioda Zener akan tetap bekerja dan tegangan output dapat
dipertahankan sama dengan tegangan Zener.
Light dependent
resistor (LDR)
Sebuah light dependent resistor (LDR) terdiri dari
sebuah piringan bahan semikonduktor dengan dua buah elektroda pada
permukaannya. Dalam gelap atau bawah cahaya yang redup, bahan piringan hanya mengandung
elektron bebas dalam jumlah yang relatif sangat kecil. Hanya tersedia sedikit
elektron bebas untuk mengalirkan muatan listrik. Hal ini berarti bahwa, bahan
bersifat sebagai konduktor yang buruk untuk arus listrik. Dengan kata lain,
nilai tahanan bahan sangat tinggi.
Dibawah
cahaya yang cukup terang, lebih banyak elektron yang dapat melepaskan diri dari
atom-atom bahan semikonduktor ini. Terdapat lebih banyak elektron bebas yang
dapat mengalirkan muatan listrik. Dalam keadaan ini, bahan bersifat sebagai
konduktor yang baik. Tahanan listrik bahan rendah. Semakin terang cahaya yang
mengenai bahan, semakin banyak elektron bebas yang tersedia, dan semakin rendah
pula tahanan listrik bahan.
Thermistor
Sebuah thermistor dibuat dari bahan semikonduktor. Komponen ini dapat dibuat dalam bentuk piringan, batangan, atau butiran. Thermistor butiran memiliki ukuran diameter yang hanya beberapa milimeter. Pada beberapa thermistor butiran, butir semikonduktornya dibungkus oleh sebuah kapsul kaca.
Karena ukurannya yang
sangat kecil, thermistor butiran dapat memberikan reaksi yang sangat cepat
terhadap perubahan suhu. Thermistor memiliki dua buah kaki terminal. sebagian
besar thermistor memiliki tahanan yang nilainya akan semakin mengecil dengan
bertambahnya suhu. Thermistor jenis ini disebut dengan thermistor koefisien
suhu negatif (negative temperature coefficient/PTC) atau thermistor NTC.
Thermistor-thermistor dengan koefisien suhu positif (positive temperature
coefficient /PTC) juga tersedia di pasaran, namun lebih jarang digunakan.
Thermistor digunakan didalam rangkaian-rangkaian pengukur suhu atau yang
memberikan tanggapan-tanggapan tertentu terhadap perubahan suhu. Komponen ini
juga dapat digunakan didalam rangkaian-rangkaian yang akan mengalami gangguan,
atau bahkan kerusakan, akibat perubahan suhu. Thermistor secara otomatis akan
bekerja untuk menetralkan efek perubahan suhu.
Sekian artikel tentang Dioda, Silahkan baca artikel kami lainnya di peralatanelektromedik.com terima kasih sobat elektromedis yang sudah membaca artikel kami semoga bermanfaat.