Sarung tangan medis adalah salah satu peralatan dunia kedokteran yang sering ditemukan pada kegiatan tertentu. Sarung tangan ini terdiri dari beberapa ukuran dan tipe serta berfungsi untuk melindungi tangan dari kemungkinan terkena partikel berbahaya.
Untuk lebih lengkapnya, simak ulasan berikut ini mengenai sarung tangan medis.
Tentang Sarung Tangan Medis
Sarung tangan medis yang sering digunakan terbagi dalam 2 jenis kategori, kategori pertama sebagai sarung tangan bedah dan kedua adalah sarung tangan pemeriksaan.
Kedua sarung tangan ini mempunyai bentuk fisik, ketebalan dan sensitivitas berbeda.
Sarung tangan khusus bedah dibuat dengan standar yang jauh lebih tinggi dari sarung tangan pemeriksaan. Selain itu, sarung tangan non pemeriksaan terbagi menjadi dua yaitu steril dan nonsteril.
Sementara itu, sarung tangan bedah sudah dapat dipastikan kesterilannya.
Tak hanya digunakan dalam kegiatan medis,
sarung tangan ini juga banyak digunakan untuk penelitian di laboratorium biokimia dan kimia. Hal ini karena sarung tangan dapat melindungi dari korosi dan kontaminasi permukaan.
Meski dapat melindungi tangan dari bahaya korosi, perlindungan yang diberikan sarung tangan hanya sebatas perlindungan dasar saja.
Sarung tangan ini masih bisa ditembus dengan mudah oleh sejumlah bahan kimia berbahaya dan pelarut khusus.
Jadi dapat dikatakan bahwa sebelum menggunakan perangkat medis ini seseorang perlu pengetahuan dan pengalaman terlebih dahulu. Jangan gunakan sarung tangan medis untuk mencuci piring atau tugas lain yang bersangkutan karena bersifat perendalam tangan.
Sejarah Sarung Tangan Medis
Orang Prancis Charles Marie de La Condamine dikreditkan dengan pengenalan sampel karet ke Eropa pada tahun 1736, dan pada tahun 1770 orang Inggris Joseph Priestly mengamati bahwa itu sangat baik dalam menghapus bekas pensil dari kertas, oleh karena itu dinamai "karet".
Prosedur pemrosesan karet pertama, vulkanisasi, dikembangkan oleh Charles Goodyear pada tahun 1839. Dia mengolah karet mentah dengan belerang dan memanaskannya. Proses ini membuat karet menjadi kurang plastik dan meningkatkan kekuatan dan daya tahannya. Setelah itu, penggunaan karet menjadi semakin populer, dan pada tahun 1870-an budidaya komersial karet diperkenalkan oleh pekebun Inggris di India, di Calcutta Botanical Gardens. Pada bagian akhir abad ke-19, karet tersedia secara luas dan digunakan untuk penggunaan komersial dan industri yang semakin beragam.
Joseph Lister
Pada akhir tahun 1890-an, angka kematian pembedahan mencapai 50% di mana infeksi menyebabkan sebagian besar kematian tersebut. Sebagian besar kematian ini dapat dicegah seandainya ahli bedah mencuci tangan di antara prosedur atau melakukan praktik kebersihan yang paling dasar.
Itu semua kemudian berubah setelah diperkenalkannya penggunaan asam karbol untuk mensterilkan instrumen bedah oleh Joseph Lister. Lister awalnya menggunakan asam karbol untuk membersihkan luka patah tulang majemuk, dan hasilnya cukup luar biasa, mengurangi angka kematian secara dramatis. Didorong oleh keberhasilan eksperimen awalnya, Lister mengembangkan mesin yang mendistribusikan kabut halus asam karbol ke dalam ruang operasi di sekitar lokasi bedah.
Instrumen bedah juga dicuci dalam larutan yang sama. Kombinasi langkah-langkah antiseptik ini menghasilkan penurunan dramatis dalam angka kematian pasien bedah Lister dari hampir 50% menjadi hanya 15% pada tahun 1870.
Pengenalan penggunaan asam karbol juga secara tidak langsung bertanggung jawab atas perkembangan sarung tangan bedah melalui serangkaian peristiwa kebetulan.
William Stewart Halsted
William Stewart Halsted adalah salah satu dari "Empat Besar" profesor pendiri Rumah Sakit Johns Hopkins. Beliau bertanggung jawab atas pengembangan dan pengenalan beberapa prosedur bedah penting, termasuk mastektomi radikal untuk kanker payudara, serta pembentukan program pelatihan pertama dan sistem residensi untuk ahli bedah muda.
Mengikuti pekerjaan Lister, Halsted memutuskan untuk menggunakan kombinasi asam karbol dan merkuri klorida sebagai disinfektan selama prosedur pembedahannya. Hampton, yang bertindak sebagai perawat scrub harus menangani bahan kimia ini secara teratur, dan sebagai akibatnya, dia mengalami dermatitis kontak yang parah di tangannya.
Halsted tidak tahan melihatnya mengalami hal ini dan menghubungi perusahaan karet Goodyear untuk membuatkan sarung tangan karet yang dapat dikenakannya selama operasi untuk melindungi tangannya.
Jenis – jenis Sarung Tangan Medis
Berikut ini adalah berbagai jenis sarung tangan medis yang ditinjau berdasarkan bahan pembuatan:
Vinyl dan Neoprene gloves
Sarung tangan medis ini biasanya digunakan saat proses penelitian bahan kimia yang berbahaya dan beracun. Selain karena harganya yang terjangkau, sarung tangan ini juga hanya bisa digunakan dalam satu kali pemakaian. Dapat dikatakan bahwa sarung tangan ini cukup ramah lingkungan karena mempunyai sertifikat health & safety international.
Meskipun mempunyai harga yang cenderung mura, sarung tangan jenis ini hanya boleh dipakai di lingkungan dengan tingkat bahaya rendah oleh infeksi.
Padded cloth gloves
Sarung tangan medis jenis ini memiliki fungsi untuk perlindungan tangan dari benda yang mempunyai sifat gelombng dan tajam. Sarung tangan jenis ini biasanya didesain khusu mulai dari jari hingga pergelangan tangan. Selain itu, sarung tangan ini juga biasa digunakan dalam lingkungan yang kotor.
Latex Disposable gloves
Sarung tangan medis ini dapat memberikan perlindungan dari kuman dan bakteri berbahaya. Latex adalah jenis sarung tangan yang banyak digunakan dalam dunia medis. Sarung tangan ini direkomendasikan oleh Darwin Brown untuk digunakan dalam penanganan pasien yang mengeluarkan darah seperti HIV.
Namun ternyata sarung tangan ini masih bisa ditembus sehingga menyebabkan alergi bagi pengguna. Karena hal tersebut, penggunaan sarung tangan hanya disarankan satu kali saja, jadi setelah dipakai alat medis tersebut langsung dibuang.
Leather gloves
Sarung tangan medis jenis ini mempunyai permukaan yang keras atau kasar karena biasanya dibuat menggunakan bahan kulit. Kualitas sarung tangan medis jenis ini bervariasi meski dalam tingkat dunia medis memiliki standar yang berbeda. Kekuatan sarung tangan jenis ini dapat dikatakan lebih besar daripada lainnya.
Rubber gloves
Sarung tangan jenis rubber gloves biasanya digunakan untuk pekerjaan yang berkaitan dengan listrik bertegangan tinggi.
Sarung tangan ini dibuat dengan karet yang memiliki tingkat ketahanan terhadap bahan kimia. Tak hanya digunakan sebagai perangkat medis, sarung tangan ini juga bisa dimanfaatkan dalam pencucian piring karena sifatnya tembus air. Sarung tangan medis rubber gloves tidak terlalu cocok digunakan dalam bidang kedokteran dan lebih baik difungsikan dengan pekerjaan alat atau bahan eksternal.
Heat resistant gloves
Sarung tangan medis jenis ini berfungsi untuk melindungi tangan dari api yang panas. Hal ini karena bahan sarung tangan dibuat dengan khusus sehingga pas jika difungsikan pada penelitian di laboratorium yang membutuhkan suhu tinggi.
Sarung tangan ini tahan dengan api seperti mengeluarkan benda yang panas atau hal lain serupa. Namun meskipun demikian, pengguna perlu memperhatikan batas- batas agar tidak berbahaya di kulit.
Metal mesh gloves
Jenis sarung tangan medis yang terakhir ini berfungsi untuk melindungi tangan dari benda yang tajam agar tidak berbahaya. Sarung tangan ini dapat dikatakan dibuat oleh bahan yang keras sehingga kemungkinan terluka dari benda tajam saat menggunakan sarung tangan sangat kecil.
Bahan Pembuatan Sarung Tangan Medis
Sarung tangan medis biasanya dibuat oleh beberapa bahan seperti karet, sintetis, tekstil, plastik PBC dan polivynil clorida. Sarung tangan yang dibuat menggunakan bahan medis biasanya lebih kuat dan tahan lama dari lainnya serta bisa melindungi tangan dari biohazard dan bahan kimia.
Sarung tangan dengan bahan utama sintetis juga tahan dari benda tajam dan dapat diuraikan dengan mudah.
Demikian ulasan singkat mengenai sarung tangan medis. Semoga artikel ini menambah pengetahuan dan bisa dijadikan referensi.